Baca tulisan Uni tentang pertama kali jatuh cinta pada buku, jadi inget diriku sendiri. Apa yang dilakukan mama Uni juga kulakukan, menyusui Adiba sambil membaca, bukan nonton tipi. Sebab, bagiku menyusui adalah saat paling indah dari apapun, saat dimana bonding terkuat ibu dan bayi terjadi dan saat menyusui lah saat paling efektif untuk menanamkan nilai -apapun. Kadang aku menyusui Adiba sambil mendongengkan cerita Poni The Merry-Go-Round Horse, yang lalu menjadi buku dan dongeng favoritnya hingga hari ini.
Tentang diriku sendiri, yang ku ingat aku suka buku sejak bisa membaca di kelas TB Nol Besar. Waktu itu, di kelas itu cuma aku seorang yang sudah bisa membaca. Guru membaca nya bukan bu Guru TK melainkan bapak. Merasa diri paling hebat di kelas, aku malah makin keranjingan baca supaya bisa bersombong-sombong sama teman sekelas. Hahahaha... Kalau ada acara jalan-jalan, aku selalu sibuk membaca nama toko, nama jalan atau apapun yang lewat keras-keras. Bu Guru bangga sekali padaku.
Masuk sekolah dasar, hobi membacaku jadi menggila. Setidaknya ada 4 majalah yang Bapak langgankan untuk kami semua anaknya yaitu Bobo, Ananda, Si Kuncung dan Taman Melati. Bapak membuatkan perpustakaan kecil di ruang bawah loteng musholla. Setiap sore menjelang jadwal Bapak ngajar kami ngaji, aku dan teman-teman suka berkumpul di perpustakaan untuk membaca majalah. Tak jarang kami saling bertukar majalah dan komik. Dari seluruh saudara kandungku sepertinya aku yang paling freak ama buku. Lagi makan, baca. Lagi pup, baca. Lagi tiduran, baca. Tapi tidak ketika di atas kendaraan. No way. Bahkan, acara tivi -sampai sekarang- bagiku tidak lebih menarik daripada membaca.
Menjelang SMP, barulah aku tertarik untuk membaca buku yang tidak bergambar. Yang paling sering novel Lima Sekawan. Buku yang agak berat ku baca ketika aku kelas 3 SMP yaitu buku berjudul Operasi Woyla, yang bercerita tentang keberhasilan tentara kita menyelamatkan pesawat Woyla dari serangan teroris. Bagiku, buku itu kereeeen banget.
Masuk SMA, mulailah penasaran baca novel. Waktu itu, novel masih barang mewah dan aku kurang pengetahuan tentang jenis novel. Maklum di kota kecil, tidak banyak pilihan. Saking gila baca, gak cuma novel Hilman Lupus dan Mira W., novel karya Freddy S. pun aku embat, hahahaha. Tentu saja bacanya diam-diam di kamar pura-pura sudah tidur. Selesai baca, sembunyikan di bawah kasur. Karmanya terjadi ketika suatu hari dilakukan razia di sekolah. Salah satu target razia adalah novel dewasa macam Freddy S. Aku kena razia. Wuih....siswa ranking satu ketangkep bawa Freddy S. !!. Berita heboh itu dalam hitungan menit langsung bikin kuping Bapak panas. Sebagai hukuman, aku distop langganan majalah Hai selama setahun. Tapi untunglah, kesibukan les di sekolah yang cukup menyita waktu hanya menyisakan waktu sedikit untuk membaca buku pelajaran. Dalam hal buku pelajaran pun aku termasuk gila buku. Untuk satu mata pelajaran, setidaknya aku punya buku dari 4 penerbit yang berbeda: Airlangga, Ganesha Exact, Intan Pariwara dan Kendang Sari. Semuanya buku loakan, hasil hunting dari pasar Punthuk Madiun.
Begitu kuliah, horeee...serasa merdeka hahaha. Aku paling rajin ke perpustakaan. Toko persewaan buku di Dinoyo maksudnya. KTM ku lebih banyak parkir di sana daripada di perpustakaan kampus, hehehe... Kalo ada rejeki dari beasiswa atau honor asisten praktikum, aku beli buku-buku Emha Ainun Najib.
Sampai sekarang, alhamdulillah, aku selalu diberi kemudahan untuk mendapatkan akses membaca. Sehingga kalau lagi sakaw buat membaca setidaknya aku tidak terlalu tersiksa. Aku dikelilingi sanak saudara yang sama gila bukunya denganku tapi koceknya lebih tebal untuk bisa membeli buku. Dari buku dan majalah agama, motivasi, resep masakan, kesejahteraan keluarga, hobi, sosiologi, politik, travelling, filsafat, novel, bahasa Indonesia maupun buku import tersedia.
Memang, surga dunia itu buku....
Kamis, 06 Mei 2010
Kamis, 29 April 2010
The story of my first fondant cake

Sejak kecil, ibuku selalu mebiasakan membuat sendiri hidangan ultah. Menginjak remaja, aku jadi keranjingan bikin kue tart -sebutan untuk cake ultah. Yach...sebisanya aja. Dihias dengan butter cream buatan sendiri dari kocokan gula halus dan margarin putih. Semprot2 sekenanya dengan spuit, hiasi dengan hiasan apa adanya. Paling gampang sih black forest. Soalnya makin berantakan serutan coklatnya makin indah hehehe...
Tentang fondant cake. Sekitar 7 tahun lalu secara gak sengaja membaca di majalah masak tentang ckae yang dihias dengan plastic icing (sekarang ngetren dengan nama fondant). Disitu dikatakan wujud plastic icing ini persis paperclay. Terbuat dari gula halus dimasak dengan gliserin dan gelatin. Awet, bisa dibentuk sesuka hati. Nah ini dia...teknik menghias cake yang kuinginkan. Gampang tapi cantik. Tapi obsesi ini terkubur begitu saja ditelan kesibukan kerja yang bikin dapurku berkarat dan berdebu karena gak pernah tersentuh :)
Hingga sekitar 3 tahu lalu, mamah Rangga tetanggaku di Tangerang membuka toko cake n bakery. Baca2 di blognya, waduuhhh...kreasi fondant cakenya amboi cantiknya. Jadinya obsesiku bikin fondant cake persis seperti hantu bangkit dari kubur. Gentayangan di otakku, bikin gak bisa tidur. Pengen ikut kursus, fullbooked mulu. Buku yang bertema fondant cake setauku cuma 1 judul di Indonesia ini. Itupun..lamaaa indent nya. Untung aja, om Google selalu murah hati menyebarkan ilmu dari para suhu, huhuhu...
Tentang edible image. Awalnya pas April 2008 ada tugas audit ke perusahaan cake n bakery terkemuka buat buyer Disney. Di antara suguhan yang memenuhi meja saat itu (sampai dokumen pun gak dapat tempat di meja), ada cup cake bergambar Princess. Woilla...foto kok bisa dimakan siy...Mau dong ntar acara Adiba pengen foto Adiba dipasang di atas cake. Kata koki nya, foto itu dicetak di atas icing sheet/kertas gula dengan tinta pewarna makanan dengan printer khusus pula.
Dua minggu sebelum hari H ultah Adiba, aku merengek2 ke mamah Rangga minta dibuatkan edible image. Atas kebaikan hatinya, edible image Adiba sampai juga di tangan. Plus bonus gambar Winnie the Pooh. Berhubung aku gak punya cetakan huruf, aku minta di edible nya dikasih teks Happy Birthday Adiba. Fondant nya sendiri sebenarnya bisa beli yang siap pakai tapi susah nyarinya dan muahaall euy dengan minimum quantity yang bikin keder. Bikin sendiri juga bisa sih. Dapat resepnya dari om Google. Kalo bolu nya...hehehe...berhubung selalu gak puas dengan berbagai variasi resep, pakai tepung Pondan aja deh. Dijamin rasanya pas.Dasar malaz.
Langkah2 menghias cake dengan fondant.
Pertama, olesi permukaan cake dengan selai. Sementara itu uleni fondant sampai kalis. Alamaak, tangan kurusku gak sanggup deh. Kalau ini, cuma ayah Diba yang well done, hehehe. Setelah kalis, bagi2 adonan sesuai kebutuhan untuk diberi pewarna sesuai konsep. Konsepku, cover cake warna pink dengan edible Adiba dikelilingi bunga warna merah diselingi daun hijau. Kaki cake ditutup dengan pilinan tali tampar.
Kedua, tutup semua cake dengan fondant yang sudah digilas. Karena gak punya roller, pakai botol sirup campolay aja. Berhubung fondant ku cuma sedikit, aku nekad menempelkan edible langsung di atas cake. Harusnya sih di atas cover fondant. Walhasil...liat aja, edible nya jadi pletat pletot bergelombang.Cuma bagian sisi cake aja yang dicover fondant warna pink.
Ketiga, bikin hiasan. Sebenarnya, cetakan buat hiasan dari fondant tuh khusus. Tapi namanya amatiran, cetakan kue kering cukuplah. Hahaha...Makanya bunga dan daunya polos suplos gitu. Buat kamuflase dikasih aja putik bunga dari manik coklat warna.
Taraaaa...jadi deh. Lumayan kan buat debutan pertama, hehe. Btw, kalo di poto keliatan banget kan fondant nya mlorot dan pecah. Itu karena kepanasan. Aku lupa kalo di kamar atas ada AC. Sementara menurut petunjuk bapak presiden, gak boleh di kulkasin.
Sayang, Adiba belum paham kalo cake nya special custom gini. Dia sih exciting nya waktu lilin dinyalain dan semua nyanyi...tiup lilinnya...Adiba -sesuai latihan sebulan penuh- sibuk meniup-niup lilin. Ngga berhasil sih. Tapi pas padam ditiup ibunya, dia puasss banget dan bertepuk tangan dengan bangganya hahaha....tahun depan ibuk bikinin lagi ya Nak...
Rabu, 31 Maret 2010
Wisata Kuliner Ala Auditor
Sekarang sih gak pernah lagi pergi2 ke luar kota. Tapi listing berikut semoga bisa nambah wawasan makan pinggir jalan dan rekreasi ala auditor ya. Maksudnya ala auditor tuh ya style kepepet gitu deh. Soalnya kalo udah habis kerja bawaannya capek pengen cepet tidurrrr. Jadi ya…sekenanya aja makan. Nemu enak syukur, ga enak ya jangan diulang gitu aja.
Bali
- Sate ikan lilit di pasar Sukowati. Masaknya masih pake anglo dan arang. Makannya sambil jongkok soalnya bener2 di pinggir trotoar. Rame beneerrr. Bumbunya, slurrrp….
- Ayam betutu. Kalo ini mah…kayaknya di semua sudut Bali sama rasanya. Gak sempat nemu yang rasanya spesial n original seperti buatan Janet De Neefe as shown on tivi.
- Nasi campur di sepanjang jalan Ubud. Yang dikemas kayak nasi kucing di lounge Mandiri di bandara Ngurah Rai juga ueenak, sekali santap bisa habis 5 bungkus gw, wkwkwk..
- Kalo spot unik, ada tempat di Bali tenggara. Bukan tempat wisata melainkan satu titik tempat dimana di situ berdiri sebuah rumah kaca untuk refining dan pembuatan garam. Titik ini, konon hanya satunya2 di dunia yang entah karena keajaiban apa bisa menghasilkan garam berbentuk hollow piramyd seukuran kira2 0.5 cm. Butiran yang lebih kecil maupun yang paling kecil juga berbentuk hollow pyramid. Spot ini milik investor bule pemilik Big Tree Farm yg gw audit. Raw materialnya sih garam biasa aja yang dipasok oleh petani garam dari sekitaran situ. Tapi begitu di refine dan dijemur di spot itu, tumbuhnya jadi hollow pyramid. Ajaiib banget. Orang kampung situ kalo ditanya kenapa bisa begitu jawabnya cuma Taksu (tangan Tuhan). Hebat banget. Gw merasa sangat terhormat menjadi segelintir orang di dunia yang bisa datang di spot yang sangat rahasia ini. Garam indah nan eksotis itu biasa dibeli oleh restoran atau hotel nomor wahid di dunia sebagai garam meja.
Surabaya
- Kikil pak Truno mantap… Bisa lupa diri deh. Lokasi nya lupa. Tapi ngetop kok
- Bakso depan Eratex Probolinggo.
- Jangan lupa coba pecel ayam pak Gun di mall baru sebelahnya gedung Pangeran (nama mall nya apa sih Gun?). Milik temen nih. Bumbunya gak ada kompetitor deh. Ajaibnya ternyata itu masakan turun temurun keluarga gw!!. Ayam bakar disiram bumbu kacang yang…mak nyusss… Lebih enak soalnya gratis, hehehe…
Malang
- Toko Oen. Es krim nya hand made. Enak tak terkira. Mahalnya juga tak terkira, hahaha… Suasana tempatnya Belanda banget, dengan kursi rotan pendek-pendek.
- Bakso cak Man yang asli neeh. Di daerah Blimbing. Bakso bakar juga ada di sekitaran situ.
- Rujak buah di jalan Semeru. Ini rujak legendaris. Sejak jaman gw kuliah ini tempat nongkrong favorit. Buahnya komplit, bumbunya dikasih kacang uleg kasar, toppingnya irisan tahu pong. Minumnya es degan. Jangan lewat jam 3 sore, kehabisan.
- Resto Ubi Ungu di Purwosari. Semua serba ungu, baik interior maupun warna masakannya. Soalnya semua makanan mulai dari mie, nasgor sampe bakpao dibuat dari ubi ungu.
- Martabak Mesir di sebelah toko buku Gunung Agung. Kok lupa namanya siiihhh... Ueenakk padahal.
- Sebenarnya di daerah Malang kota dan ke arah Batu banyak tempat makan enak selama dulu gw kuliah. Cuma kalo pas audit, mana sempaaat ngunjungi lagi tempat makan ajaib itu. Hhhh….
Blitar
- Sekali doang audit ke Blitar, apa lagi pilihan terbaik kalo bukan pecel Blitar. Di tenda biru depan hotel Tugu enak kok. Lengkap, khas pecel Blitar.
- Spot wisata yang sempat mampir makam bung Karno ama waduk Karangkates
Solo
- Nasi liwet. Tapi biar dikata orang nasi liwet Yu Sani paling enak tetep aja gak masuk di lidahku. Lidah jawaku ini masih bilang terlalu manis….Semua masakan Solo perasaan manis tak terkatakan deh. Hayyyaaa….
- Serabi Notosuman. Sampe sekarang gak kesampaian beli sendiri ke spot nya. Soalnya siangan dikit udah habizzz…
- Soto Gading dekat gerbang alun-alun selatan keraton Solo. Segar, disruput panas-panas…
Yogya
- Gudeg. Pusat gudeg sih di jalan Wijilan dekat kraton. Tapi tetep ajah enakan gudeg buatan ibu…
- Soto Kadipiro di jalan Wates. Jauhh tapi enakk.
- Ada teman yang pernah coba oseng-oseng mercon. Dhhuuuaar…langsung paginya diare hahaha..
Salatiga
- Yang khas sambel tumpang. Sayuran, disiram bumbu dari ulegan tempe. Lauknya tahu tempe ama empal gepuk. Beli di manapun enak aja tuh…
Semarang
- Pecel mbok Sador nomor wahid. Lokasinya di bunderan Simpang Lima persis di trotoar depan Telkom. Paling enak dari semua pecel yang pernah gw coba. Empuk nasinya pas. Sayurnya lengkappp, lauknya lengkapp dari tahu bantal, jeroan, sate keong, didih (darah ayam yang dikukus, hiii…). Kalo nyampe di sana, langsung cari tempat duduk aja. Gak usah bilang apa-apa, si mboknya apal banget urutan kedatangan tamunya. Ntar juga ditanya mau pesen apa.
- Pecel yu Surip, di jalan MT Haryono. Orang taunya Mataram. Dekat radio Gajahmada. Enak sih…tapi gw bete di situ gak cepet dilayanin. Tamunya banyak chinese nya (maap bukan bermaksud anti ras ya) gara-gara gw ngomong Jawa. Pikirku kalo ngomong Jawa malah cepet, eh kebalik. Karena gak juga dilayani, gw bilang ke Ir: Ir…lama banget nih. Gimana dong, cari tempat laen aja yah. Eh, tiba-tiba yu nya berubah drastis, manis bertanya mau pesan apa. Tau kali ya, gw bawa tamu dari Jakarta, chinese pula hahaha.
- Pecel yu Sri, di Simpang Lima juga, depan Ramayana. Ini pecel pertama2 gw ke Semarang. Menurutku nasinya keras, sayurnya kurang lengkap, sambalnya terlalu encer.
- Nasi Gandul di depan RSU. Lupa namanya. Enak. Tapi janji gak ke situ lagi. Dibikin bete masalah kembalian. Nyesel banget. Mending cari yang lain deh…
- Tahu gimbal di Simpang Lima. Enak, tapi gatau kenapa, kayaknya ada yang salah ama petisnya.
- Bakso tahu, cocok buat oleh2 kalo bosen bawa bandeng presto Juwana. Di samping yu Sri ada kios khusus bakso tahu.
- Juwana…surganya oleh-oleh di Pandanaran.
- Sate sapi Pak Kemplang di sepanjang jalan Ungaran Semarang. Maniss…gak cocok. Jadi baru setusuk, bungkus deh…kasih ke driver taksi.
- Soto Bangkong di pertigaan setelah keluar tol dr Ungaran apaaa ya… duh… lupa (yang ada ADA swalayan. Durhaka gw sampe lupa, soalnya kakak sepupu gw tinggal di belakang ADA). Garang asem ayamnya enaaak…
- Spot wisata yang sempat gw kunjungi cuma masjid raya. Lawang Sewu cuma dilewatin doang.
Cirebon
- Nasi jamblang mang Dul, depan Grage mall. Cuman buka pagi ya. Paling suka ati sapi bumbu kecap ama sayur tahu nya yang segerrr.
- Empal gentong mang Darma di jl. Slamet Riyadi. Banyak tiruannya alias keluarganya. Karena mang darma aslinya sudah meninggal.
- Nasi lengko Sunyaragi di jalan Gandapura. Makanan sederhana tapi bikin kangen. Nasi, kecap, bumbu kacang encer, irisan tahu tempe, timun ma kucai. Untung aja bibi di rumah jago bikin nasi lengko. Tapi paling enak mah tetep nasi lengko di pasar Keuramat deket rumah mertua.
- Tahu gejrot. Di stasiun ada. Mangkal di depan pintu masuk. Lumayan enak, gak pake vetsin.
- Bubur Toha, ada di jalan Toha, sedikit di depan stasiun. Bubur ayam, burjo, ketan hitam.
Sukabumi
- Sesusah-susahnya cari makan di Sukabumi, masih nemu lah RM Nusasari khas Sunda di jalan raya Sukabumi Bogor. Pepes pedanya asssooyyy
- Sop kambing di pasar Cimelati. Tempatnya sepi. Tanpa nama. Jadul. Suram. Kayaknya gak banget deh. Tapi woow…segar dan mantap ternyata. Don’t judge the taste by its cover, hahaha
Subang
- Ga banyak pilihan. Ada Alam Sari, enak sop ikan nya doang.
- Ada lagi saung mang Yeye. Jauuhh..di Kalijati. Masakan Sunda. Saungnya pas di pinggir sawah. Jadi pemandangannya langsung ke sawah. Pas sekalinya ke sana hujan rintik…duh perfait!. Andalannya ayam goreng.
Purwakarta
- Nomor satu: Sate Mranggi. Keluar tol Cikampek arah Bandung. Tempatnya terbuka di pinggir hutan jati milik perhutani. Bumbu satenya kecap, sambel tomat mentahan, ada side dish gado-gado, karedok ama sop iga. Minumnya es kelapa muda. Must repeat order, deehhh.
- RM Bu Ani. Jauhhh…masuk tol keluar Jatiluhur. Deket kantor DPRD. Masakan khas Sunda. Rasa masakannya even steven lah ama mang Yeye Subang. Andalannya es kelapa pake gula aren.Rame banget pengunjungnya. Rata-rata pegawai pemerintahan.
Bekasi
- Sop Janda, lokasi dekat MM2100.
- Sering2nya makan di mall sih, hiks…. Kurang perbendaharaan deh.
Bogor
- Taunya seputaran Gunung Putri, secara pabrik banyak di situ. Paling sering soto Bu Haji di Cibubur sebelah kompleks Raffles Hill. Soto betawi nih. Pas capek2 maunya anget-anget berkuah.
- Bakso Cak Man di Cibubur junction.
- Kupat Tahu Magelang cabang Bona Indah di jalan Cibubur.
Depok
- Asal lewat Margonda, gak bingung cari makan, bingung milih iya. Kiri kanan makanan enak2 mulu. Coba aja ayam bakar Kristina, bakmi Margonda dan Cibiuk. Ada juga Ampera.
- Soto bu Condro di Jl. Tole Iskandar, otak-otaknya enak.
- Di ujung Tanjung Barat ada tenda nasi bakar rameee banget.
Tangerang
- Soto kudus depan Islamic. Garang asem ayamnya lumayan.
- Sepanjang Serpong BSD buanyakkk pilihan. Sampe bingung deh.
- Sate kambing pak Min di jalan Beringin. Di Karawaci juga ada.
- Kupat Tahu Magelang cabang Bona Indah juga ada di Islamic.
- Seafood Pondok Lauk di Tangerang kota, belakang kantor pos Tangerang. Full booked mulu.
Bandung
- Bandung sih surganya makanan. Tapi karena jarang ke Bandung jadi gak hapal. Favoritku di BMC (Bandoengsche Melk Centrale). Sop iga bakarnya enakk. Yoghurt nya enakk.
- Cibiuk, andalannya ya sambel ijo Cibiuk. Pernah coba bikin sendiri saking kangennya.
- Mie kocok sebrang stasiun dekat mulut gang mau ke Kartikasari. Biar tenda tapi top juga.
Batam
- Sop ikan Batam Yongki di Batam Centre. Fillet ikan tuna/tengiri, cumi ama udang direbus dengan air jahe, bumbunya merica ma bawang putih. Dicemplungi asinan sawi ama potongan tomat hijau besar. Segarr. Sambalnya kecap asin ma potongan cabe.
- Di depan Centre Point ada hotel melati namanya Terang Bulan gitu deh, lantai 1 nya food court umum, sop ikannya yahuud juga.
- Seafood di Golden Prawn di daerah Bengkong. Wuuuiiih….harganya sesuai dengan rasanya deh. Selangit!.
Padang
- Lupa nama RM nya. Menyediakan ikan goreng khusus dari danau Singkarak. Nama ikannya juga lupa.
- Martabak Padang. Aneh menurut gw mah. Gak cocok lidah.
- Pusat oleh-oleh di Christine Hakim ya…
Jakarta…Jakarta no comment lah. Soalnya kalo audit di seputaran Jakarta jarang sampe dinner. Paling2 di Kelapa Gading mall, soto betawi depan pool Blue Bird Cempaka Putih, sate padang Cawang kegemaran Sari. Kalo udah kepalang sampe Cideng ya sayang juga sih melewatkan soto Surabaya atau sop kambing di jalan Biak. Di Biak ada jajanan pasar kesukaan: putu. Tapi di AM Sangaji ada deng nasgor, sate dan tongseng kambing. Pas di lampu merah perempatan jalan Kesehatan. Otak-otaknya enak. Rameee benerrr. Sabar aja ngantri nya. Kalo Solaria cuma enak jus blueberry nya.
Temen-temen yang lebih luas jangkauan nya, info2 yach…
Senin, 29 Maret 2010
Mr. Frozzy for Frozen Food Mania

Yee haa....
Akhirnya mimpi juragan dimulai juga. Dari ribuan ide, baik yang masuk akal maupun yang non sense, yang paling mudah untuk di mulai ya dagang frozen food.
Kenapa?
Karena suami kerja di pabrik frozen food :)) San Miguel Purefoods Indonesia. Produknya sudah pasti kenal kan. Yupz... Farmhouse dan Vida. Purefoods Choice jg. Mulai dari sosis, burger, baso, nugget dan corned. Nah, sayang kan kalo link bagus ini gak dimanfaatkan. Sudah pasti dapat harga pabrik. Tangan pertama gitu loh ^o^
Langkah pertama, tentukan lokasi. Orang bilang kalo mau usaha, pikirkan lokasi, lokasi dan lokasi. Berhubung masih amatiran, lokasi terbaik ya di rumah karena kami tinggal di kompleks. Pangsa pasarnya tetangga kanan kiri. Biarpun depan kompleks ada Carrefour dan Superindo, gak keder cuyy...soalnya kita jual pasti lebih murah. Kan langsung dari pabrik...:) Tapi, ups... kita kan gak punya line telepon. Si bibi yang akan di assign sebagai 'store manager' paling keder ma urusan HP. Mau gak mau beli pesawat fix phone flexi. Di plasa telkom kena 650rb. Beli 3 nomor sekalian dengan angka berurut.
Langkah kedua, tentukan nama. Yach...biar rumahan juga, nama adalah doa. Siapa tau usaha ini jadi besar dan yahud macam Frozen Choice. Biar gampang diingat, lahirlah nama Mr. Frozzy.
Langkah ketiga, belanjain uang kaget dari mamah untuk beli chest freezer. Rencananya beli ke supplier yang memasok ke SMPFI. Tapi merk nya gak ada yang sreg. Setelah dua mingguan tengok blog dan milis kanan kiri, sempet mampir ke blog Riliarully buat nanya-nanya freezer seken, pilihannya jatuh barang baru. Dari rumah di Taman Modern Cakung, kami jalan ke arah Bekasi. Minggu 21 Maret pagi-pagi. Toko Kusuma electronic jadi sasaran pertama di antara deretan toko elektronik di komplek (...lupa nama komplek ruko nya). Kami datang masih jam 10. Petugas nya masih ngepel. Sepertinya kami pembeli pertama. Rupanya kami berjodoh di situ. Pilih-pilih dari merk, akhirnya pilih Sansio 145L, dapat harga 2.2 juta. Semoga gak kemahalan...
Langkah keempat, survey kompetitor. Sasaran pertama Carrefour depan komplek. Catet-catet di handphone. Bandingkan dengan price list dari pabrik. Tentukan margin. Ga ambil untung gede-gede deh. Karena masih amatiran, yach...gamau pusing dulu deh ngitung BEP pake rumus yang ngejelimet. Benchmark berikutnya ya ke sesama grocier di dunia maya. Price list nyusul ya posting nya....
Langkah ke lima, promosi. Desain banner. Karena lagi-lagi amatiran ya...desain aja pake powerpoint. Toh nanti juga dibetulin ama tukang cetaknya. Sabtu kemarin, 27 Maret sore jalan lagi ke arah Bekasi. Ketemu Lumintu Abadi digital printing di ruko depan komplek Harapan Indah. Rasanya berdebar-debar melihat banner Mr. Frozzy keluar pelan namun gagah dari mesin laser printer. Waah... pas banget si ayah pake kaos SMPFI family gathering. Sama kuningnya...Di Lumintu Abadi ketemu ama ownernya. Bapak-bapak paruh baya yang style nya cocok juga jadi kader partai...hehe. Beliau banyak kasih ide dan pandangan. Oya, banner Mr. Frozzy dicetak di bahan china glossylite Rp. 25,000 per m2. Pilihan termurah, hehehe.... Sementara ini pesen banner buat dipasang di rumah aja dulu. Kepikir sih bikin yang kecil2 buat ditempel di mana gitu. Atau cetak flyer. Promosi lainnya, so pasti lewat FB. Foto profil si ayah diganti ma banner Mr. Frozzy. Sengaja gak pake FB ku, soalnya rencana aku punya bisnisan lain, hehe... Promosi lain ya...blog ini deh. Plus dari mulut ke mulut. Si bibi kan humas yang baek, hehehe...
Nah...
Buat yang mau beli eceran buat isi kulkas, dapat harga murah
Buat yang mau reseller, dapat harga spesial
Buat yang mau buka stall burger, kami sediakan paket lengkap (roti, beef burger, saus, mayonaise). Yang mini maupun maxi ada kok...
Untuk sementara belum melayani pesan antar. Maaf, sumber daya masiy kurang memadai.
Tunggu posting price list nya yak....
This is Me
Aku sebenarnya orangnya narsis. Suka menceritakan tentang diri sendiri. Mungkin ini akibat 'salah-asuh' ortu ku yang setiap hari selalu meluangkan waktu untuk mendengar cerita keseharian ke 7 anaknya.
Ditambah lagi aku suka menulis. Mungkin ini juga akibat ortuku yang dulu selalu membelikan buku diary untuk menumpahkan isi hati dan kepala.
Didukung dengan penampilan fisik yang pas-pasan, dorongan narsis itu akhirnya hanya bisa disalurkan lewat tulisan. Berhubung waktu baru bisa agak longgar sebulan dua bulan ini, makanya yang jadi sasaran ya bikin Note di FB. Tapi kayaknya gak banyak orang yang suka aku kotori beranda mereka dengan Note ku. Jadi... blog lah pilihan terbaik nya.
Aku perempuan biasa. Lahir di kota kecil di lereng gunung Lawu. Mencari makan di belantara Jakarta. Bukan pilihan sebenarnya. Tapi memang tak ada pilihan lain.
Cita-citaku banyak: jadi dokter, arsitek, tukang masak, saudagar, penulis, reporter berita... tapi gak pernah sekali pun bermimpi jadi politisi. Pernah sih mencoba, waktu jaman kuliah dulu, ketiban sial terpilih anggota senat. Gak enak. Makanya gak pengen lagi.
Pekerjaanku sekarang, Auditor. Sama sekali gak terbayang di benak kecilku dulu, ada pekerjaan macam begini. Datang ke pabrik-pabrik, cek ini-cek itu. Asyiknya karena jadi travelling gratis, wisata kuliner gratis, mencuri-curi waktu di sela pekerjaan untuk pulang kampung atau menyambangi lokasi wisata setempat. Gak asyiknya kalo ketemu pabrik jelek, rese dan berlokasi at the middle of nowhere. Huffh...CDMA Cape De Masya Allah.
Whatever it is, hidup itu indah kalo disyukuri. Setiap trip ada kisah, setiap factory visit ketemu orang baru, inspirasi baru...semuanya menjalinkan sejarah hidup yang noteworthy. Follow my story next. CU.
Langganan:
Komentar (Atom)


